Alasan Tidak Melakukan Konsultasi Atas Masalah Hidup – Masalah hidup ini tentunya akan berhubungan secara langsung dengan adanya masalah mental yang merupakan salah satu untuk diketahui supaya nantinya bisa memperoleh perhatian secara layak. Akan tetapi untuk sekarang ini banyak di antara orang-orang yang tidak berkeinginan dalam mengatasinya melalui cara yang lebih tepat ataupun berkonsultasi pada psikolog hingga psikiater.
Terdapat anggapan bahwasanya dengan hal seperti ini bukanlah masalah yang penting menjadikan poin untuk konsultasi atas masalah hidup tersebut memperoleh perhatian. Hal ini tentunya akan lebih sering berlanjut Dan terjadi secara berlarut-larut sehingga nantinya akan berlangsung untuk waktu yang cukup panjang.
Dengan mengakui bahwasanya setelah memiliki masalah terhadap kesehatan mental dari timbulnya masalah hidup yang telah dilaluinya pastinya juga akan lebih sering dalam membuat seseorang tersebut memperoleh stigma lebih buruk lagi di mata masyarakat. Diantara mereka tersebut akan lebih sering dianggap mempunyai masalah yang berada diluar itu dan bahkan terdapat beberapa orang dengan masalah tersebut lebih sering dipersepsikan menjadi orang yang memiliki gangguan jiwa.
Atas penanganan terhadap masalah tersebut yang lebih tepat tentunya memang sangat dibutuhkan dengan menemui pihak psikoterapis. Akan tetapi sayangnya masih terdapat banyak orang yang telah menganggap untuk masalah seperti ini memang tidak serius meskipun bisa ditanggung secara langsung oleh BPJS kesehatan.
Kurangnya rasa perhatian serta keinginan dalam melakukan konsultasi masalah tentunya dapat terjadi karena terdapat beberapa hal yang telah didasarinya. Dalam hal ini terdapat beberapa alasan mengapa dari seseorang tersebut tidak berkeinginan untuk konsultasi terhadap masalah hidupnya yang akan berdampak terhadap masalah mental yang dialaminya sebagai berikut:
1. Rasa Kurang Nyaman
Timbulnya rasa kurang nyaman ini dapat muncul karena dari seseorang tersebut merasa enggan untuk bercerita pada orang asing yang berhubungan dengan adanya masalah yang telah dialaminya tersebut. Banyak diantara orang-orang yang lebih sering untuk bercerita ke temannya padahal di antara mereka memang tidak mempunyai pengetahuan yang lebih memadai terhadap cara untuk mengatasi masalah mental tersebut.
Selain itu keluarga ataupun teman juga dapat menjadi masalah di dalam kehidupan seseorang. Oleh karena itu menjadi poin yang sangat penting dengan adanya keberadaan pihak psikoterapis khususnya pada saat telah mengalami masalah seperti ini.
2. Menghabiskan Banyak Waktu
Dalam menunjang proses untuk penanganan terhadap kesehatan mental yang dipengaruhi oleh masalah-masalah yang telah dilaluinya tentunya tidak dapat secara langsung disembuhkan begitu saja. Pada langkah seperti ini pastinya akan membutuhkan proses serta waktu yang harus dilakukan secara teladan dengan menjalani solusi yang telah ditetapkan oleh psikoterapi supaya nantinya bisa memperoleh manfaat atas terapis yang telah dilakukannya.
Meskipun memang akan membutuhkan waktu yang cukup lama akan tetapi pada sesi terapi yang satu ini tentunya sangat penting untuk dijalankan. Proses dalam mengatasi masalah harus memiliki rasa kesabaran dalam menyembuhkan diri sendiri yang dilakukan secara perlahan-lahan yang pastinya juga merupakan suatu hal yang cukup penting dibandingkan harus terus menghindarinya saja.
3. Biaya Lebih Mahal
Konsultasi terhadap masalah hidup melalui psikolog ataupun psikiater memang membutuhkan dana yang cukup besar karena biaya yang dibutuhkan memang sangat mahal. Hal inilah yang menjadikan alasan banyak orang-orang yang tidak berkeinginan untuk konsultasi pada psikolog ataupun psikiater dan pastinya akan menjadi hambatan tersendiri bagi seseorang yang nantinya akan melakukan konsultasi ini.
Untungnya untuk sekarang ini adanya masalah terhadap kesehatan mental telah ditanggung secara langsung oleh BPJS kesehatan. Dengan demikian nantinya dari pasien tersebut akan tetap dapat melakukan berbagai konsultasi terhadap kesehatan mental dengan penawarannya yang sangat terjangkau terhadap beberapa rumah sakit ataupun klinik.
4. Pengalaman yang Buruk di Masa Lalu
Apabila seseorang tersebut telah mengalami pengalaman yang cukup buruk dan terjadi di masa lalu pada saat melakukan sesi terapi tentunya akan menimbulkan rasa trauma yang datang begitu saja. Akan tetapi hal seperti ini seharusnya bukan menjadi alasan utama yang akan membayangi dari seseorang tersebut terus bisa melakukan kegiatan konsultasi atas masalah hidup yang dilaluinya.
Namun untuk seharusnya dari pengalaman buruk yang terjadi di masa lalu tentunya tidak akan menghalangi bagi setiap orang dalam melakukan sesi konsultasi selanjutnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan mencari terapis lainnya yang memang memberikan kenyamanan ketika sedang melakukan konsultasi.
5. Tidak Memiliki Keinginan Membagikan Informasi Pribadi
Banyak diantara orang-orang yang memang tidak berkeinginan dengan adanya berbagai informasi pribadi untuk bisa disampaikan pada pihak terapis mereka. Kecenderungan dari tipe orang-orang tersebut lebih tertutup serta tidak menginginkan untuk orang lain mengetahui apa yang menjadi masalah hidup yang telah dilaluinya.
Hal ini pastinya dapat menyebabkan untuk tidak bisa menemui pihak terapis guna menceritakan serta konsultasi terhadap kondisinya mereka. Akan tetapi sesungguhnya nantinya tidak perlu khawatir lagi karena dari pihak terapis tersebut tidak bakal untuk membocorkan informasi pribadi terkait diri dari pasiennya kepada pihak yang ada di luar sana.
6. Lebih Tertarik Pada Obat-Obatan
Alasan lainnya dari seseorang tersebut tidak tertarik untuk datang ke terapis yaitu karena diantara mereka lebih menginginkan untuk mengkonsumsi obat-obatan. Oleh karena itu terkadang di antara mereka juga membeli obat penenang yang dilakukan secara langsung di apotek terdekat.
Sesungguhnya dari penanganan tersebut merupakan hal yang dapat dilakukan dan memang tergolong sangat berbahaya serta tidak disarankan oleh psikolog ataupun psikiater. Sebaiknya melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan pihak terapis yang nantinya dapat membantu dalam mengetahui kondisi secara lebih tepat serta menemukan obat yang nanti lebih cocok pada kondisi dari setiap pasien tersebut.